Aceh Utara,harian62.info -
Situasi di Kecamatan Cot Girek kembali memanas setelah muncul dugaan kuat bahwa pihak PTPN Cot Girek dengan sengaja membakar kantor Afdeling III yang berlokasi di Berandang, Simpang Pondok Kates, pada malam hari menjelang rencana kedatangan Kanwil BPN Aceh dan Panitia B ke kawasan konflik tersebut.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber lapangan menyebutkan, pembakaran itu diduga kuat merupakan bagian dari skenario terencana untuk menyudutkan masyarakat yang selama ini berjuang mempertahankan tanah mereka dari penguasaan perusahaan. Tak lama setelah insiden itu, pihak tertentu langsung menuduh masyarakat sebagai pelaku pembakaran, tanpa dasar bukti yang jelas.
Sejumlah tokoh masyarakat menilai, pola ini bukan hal baru dalam konflik agraria di Aceh Utara. “Ketika rakyat semakin solid dan perjuangan mereka mendapat simpati publik, selalu saja muncul cara-cara licik untuk memecah belah dan mencoreng nama baik rakyat,” ujar salah satu tokoh perlawanan yang enggan disebutkan namanya demi keamanan.
Menurut para penggiat agraria di lapangan, tindakan tersebut merupakan upaya sistematis untuk menggiring opini publik bahwa perjuangan masyarakat Cot Girek adalah bentuk anarki, padahal selama ini aksi yang dilakukan berlangsung damai dan terbuka di bawah pantauan aparat keamanan.
Langkah pembakaran yang direkayasa ini juga dinilai sebagai strategi politik busuk untuk menciptakan alasan masuknya Panitia B dan Kanwil BPN Aceh, sekaligus menekan warga agar mundur dari perjuangan. Padahal, hingga kini belum ada kejelasan hukum maupun penyelesaian menyeluruh atas konflik HGU PTPN Cot Girek yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Tani Bergerak Aceh Utara menegaskan bahwa mereka tidak akan terprovokasi dan tetap berkomitmen memperjuangkan hak atas tanah yang secara turun-temurun menjadi sumber penghidupan mereka. “Kami berjuang secara terbuka dan damai. Fitnah tidak akan menghentikan langkah kami,” tegas masyarakat, salah satu warga di lapangan aksi.
Peristiwa ini menambah daftar panjang dugaan pelanggaran dan manipulasi di balik konflik lahan Cot Girek. Warga mendesak aparat penegak hukum agar melakukan investigasi independen, tidak hanya terhadap peristiwa pembakaran, tetapi juga terhadap seluruh praktik intimidasi dan provokasi yang selama ini muncul dari pihak-pihak yang berkepentingan atas tanah rakyat.
(BS)

1 Komentar
Emang betol ini fitnah belaka karna masak kalok masa yg bakar TPI masa nya gak ada di tempat satupun itu cuma akal akalan PTPN saja karna org itu sediri yg membakar nya
BalasHapus