Kemendikdasmen Gelontorkan Rp181,5 Triliun untuk Program Prioritas Pendidikan 2025

Harian62.info -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menghadirkan sejumlah program prioritas untuk mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua, mencakup peningkatan kesejahteraan guru, revitalisasi sekolah, dan Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan (BOSP). 


Dengan total anggaran mencapai Rp 181,5 triliun, program prioritas ini juga menawarkan beasiswa afirmasi, Program Indonesia Pintar (PIP), serta digitalisasi pembelajaran. Kemendikdasmen dalam keterangan persnya, Selasa (16/9/2025), menyatakan bahwa program-program tersebut bukan sekadar kebijakan di atas kertas, melainkan langkah nyata yang berdampak langsung bagi guru, siswa, dan satuan pendidikan di seluruh Indonesia. 


Kemendikdasmen memahami bahwa guru merupakan ujung tombak pendidikan. Oleh karena itu, anggaran sebesar Rp 13,2 triliun dialokasikan untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.



Melalui anggaran tersebut, sebanyak 785.374 guru dan tenaga kependidikan non-ASN menerima tunjangan dalam bentuk Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Khusus Guru (TKG), dan insentif. 



Lalu, sebanyak 253.407 guru pada pendidikan anak usia dini (PAUD) nonformal menerima Bantuan Subsidi Upah (BSU), sedangkan 804.158 guru difasilitasi sertifikasi Program Profesi Guru (PPG) dan 16.197 guru mendapat bantuan untuk menempuh program kualifikasi Strata 1 (S1)/Diploma 4 (D4). 



 “Program-program tersebut merupakan terobosan pemerintah sekaligus kado Bapak Presiden Prabowo untuk para guru di hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Sementara itu, untuk tunjangan guru ASN di daerah, pemerintah melalui Kemendikdasmen mengalokasikan anggaran senilai Rp 70 triliun. 



Dari dana tersebut, sebanyak 1.522.722 guru penerima TPG, 62.536 guru penerima TKG, dan 332.170 guru penerima Dana Tambahan Penghasilan (DTP), akan merasakan manfaat nyata. Tunjangan tersebut disalurkan secara langsung ke rekening guru untuk meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan, dan kompetensi guru, serta mengurangi beban administratif. 



Adapun Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) disalurkan secara langsung ke rekening sekolah sebesar Rp 59,3 triliun untuk 50.463.212 murid di 422.106 Sekolah. Dana tersebut bertujuan untuk memastikan satuan pendidikan di seluruh penjuru negeri mampu memenuhi standar layanan minimum dan terus meningkatkan mutu pembelajaran.



Namun, bantuan operasional saja tidak cukup, mengingat peserta didik membutuhkan lingkungan belajar yang nyaman dan aman. Atas dasar itu, Kemendikdasmen menjadikan revitalisasi satuan pendidikan sebagai salah satu program prioritas. Selanjutnya, dengan anggaran Rp 16,9 triliun, sebanyak 15.523 sekolah dari PAUD hingga sanggar kegiatan belajar (SKB) direvitalisasi guna menciptakan ruang belajar yang lebih layak sekaligus menggerakkan ekonomi daerah melalui swakelola pembangunan.



“Tahun ini, sebagai program prioritas Bapak Presiden, kami melakukan renovasi dan revitalisasi untuk lebih dari 15.000 satuan pendidikan. Awalnya direncanakan untuk 10.440,” kata Mu’ti.



Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, digitalisasi pembelajaran juga menjadi salah satu prioritas Kemendikdasmen. Program ini memfasilitasi akses pembelajaran digital bagi lebih dari 285.000 sekolah pada jenjang PAUD hingga SKB.



Digitalisasi pembelajaran diharapkan mampu mendorong motivasi belajar, mempermudah pemahaman materi, meningkatkan keterampilan digital, serta mengurangi learning loss dan ketertinggalan literasi maupun numerasi. “Sekolah-sekolah itu kami data mana yang sudah siap, dan itu kami nanti akan kirimkan sesuai dengan data yang dikirimkan sekolah itu. Kemudian, kami juga sudah menyiapkan pelatihan untuk gurunya supaya alat itu dapat digunakan dengan sebaik-baiknya,” kata Mu’ti. 



Selain meningkatkan kesejahteraan guru dan operasional sekolah, akses pendidikan bagi murid dari kalangan ekonomi lemah pun menjadi perhatian utama Kemendikdasmen. Melalui PIP dan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), Kemendikdasmen mengucurkan anggaran senilai Rp 13,5 triliun untuk mengurangi angka putus sekolah.



Lebih dari 18,5 juta siswa penerima PIP dari keluarga prasejahtera dapat memanfaatkan bantuan ini untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.



Sementara itu, 4.679 penerima beasiswa ADEM yang merupakan siswa dari Papua maupun anak migran Malaysia bisa bersekolah di luar Papua dan Malaysia. Seluruh inisiatif ini membuktikan bahwa program prioritas Kemendikdasmen bukan sekadar wacana, tetapi strategi menyeluruh yang membawa dampak langsung bagi guru, siswa, dan masa depan pendidikan Indonesia.



Sumber :Kompas.Com


0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung