Simalungun,harian62.info -
Proyek rabat beton di Nagori Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, tengah menjadi sorotan publik setelah diduga tidak melalui tahapan pengerasan dasar sebelum proses pengecoran. Temuan ini terungkap berdasarkan hasil pantauan langsung di lapangan pada Kamis, 24 Juli 2025.
Pekerjaan yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2025 tersebut berada di Huta IV Keramat Sari Mayang, dengan spesifikasi panjang 110 meter, lebar 2,5 meter, dan ketebalan 15 cm. Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 89.308.000.
Namun, metode pelaksanaan yang tidak disertai pengerasan awal menimbulkan pertanyaan serius dari masyarakat. Beberapa warga menyatakan kekhawatiran bahwa tanpa dasar yang kuat, jalan rabat beton akan cepat rusak, terutama saat musim penghujan tiba. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi efektivitas serta umur teknis dari infrastruktur yang dibangun.
"Kalau langsung dicor tanpa pengerasan, apalagi di daerah tanah lempung seperti di sini, ya pasti cepat pecah dan rusak," ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Tujuan utama dari penggunaan Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur adalah menciptakan akses jalan yang kuat, tahan lama, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Ketidaksesuaian pelaksanaan ini dinilai berpotensi menghambat tujuan tersebut.
Pekerjaan yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2025 tersebut berada di Huta IV Keramat Sari Mayang, dengan spesifikasi panjang 110 meter, lebar 2,5 meter, dan ketebalan 15 cm. Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 89.308.000.
Namun, metode pelaksanaan yang tidak disertai pengerasan awal menimbulkan pertanyaan serius dari masyarakat. Beberapa warga menyatakan kekhawatiran bahwa tanpa dasar yang kuat, jalan rabat beton akan cepat rusak, terutama saat musim penghujan tiba. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi efektivitas serta umur teknis dari infrastruktur yang dibangun.
"Kalau langsung dicor tanpa pengerasan, apalagi di daerah tanah lempung seperti di sini, ya pasti cepat pecah dan rusak," ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Tujuan utama dari penggunaan Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur adalah menciptakan akses jalan yang kuat, tahan lama, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Ketidaksesuaian pelaksanaan ini dinilai berpotensi menghambat tujuan tersebut.
Masyarakat pun mendesak agar Inspektorat Kabupaten Simalungun serta dinas teknis lainnya segera melakukan pemeriksaan ke lokasi proyek. Evaluasi teknis dan audit pekerjaan dianggap penting untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik.
"Kami harap ada tindakan tegas dari instansi terkait agar proyek seperti ini tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari," tambah warga lainnya.
Pentingnya pengawasan berjenjang terhadap pelaksanaan proyek desa kembali menjadi perhatian. Masyarakat berharap agar seluruh program pembangunan benar-benar memenuhi standar teknis dan membawa manfaat nyata.
(Hd.mr | harian62.info)
0 Komentar