Festival Kue Bulan Pontianak 2025: Wali Kota Edi Kamtono Tegaskan Pentingnya Keharmonisan Budaya

Pontianak,harian62.info - 

Suasana Taman Alun Kapuas tampak semarak saat ribuan warga tumpah ruah merayakan Festival Kue Bulan (Mooncake Festival) 2025, Senin (6/10/2025) malam. Sebanyak dua ribu kue bulan dibagikan kepada pengunjung sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.Selasa 7 Oktober 2025.


Perayaan tahunan yang telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Tionghoa ini sarat makna. Salah satu legenda populer di balik kue bulan adalah kisah cinta Chang Er, sang Dewi Bulan, dan Hou Yi, sang pemanah legendaris, yang hingga kini menjadi simbol pengorbanan dan kesetiaan.


Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, bersama sejumlah tamu undangan turut memotong kue bulan sebagai tanda dimulainya festival.


“Acara ini bukan sekadar seremoni budaya, tetapi bentuk nyata keharmonisan dan toleransi warga Pontianak yang beragam. Pemerintah kota selalu mendukung kegiatan seperti ini agar nilai budaya terus hidup dan berkembang,” ujar Edi.


Ia menegaskan, Pemerintah Kota Pontianak berkomitmen menjadikan kota ini sebagai ruang yang inklusif dan berbudaya.


“Pontianak adalah kota yang majemuk dan terbuka. Kita ingin terus menumbuhkan semangat gotong royong, kebahagiaan, dan toleransi di tengah keberagaman masyarakat,” tambahnya.

                                (Ketua Panitia Festival Kue Bulan 2025,    Hendry Pangestu Lim)

Sebagai ibu kota provinsi, Pontianak memiliki peran penting sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan perdagangan di Kalimantan Barat. “Meski tidak luas, Pontianak menjadi jantung pertumbuhan dan pertemuan berbagai budaya,” ujarnya lagi.


Sementara itu, Ketua Panitia Festival Kue Bulan 2025, Hendry Pangestu Lim, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan semangat kebersamaan lintas etnis.


“Festival Kue Bulan bukan hanya milik masyarakat Tionghoa, tetapi milik kita semua. Melalui tradisi ini, kita rayakan persatuan dan keharmonisan warga Pontianak,” ungkapnya.


Suasana malam festival berlangsung meriah dan penuh warna langit Taman Alun Kapuas dihiasi lampion, pertunjukan barongsai, musik tradisional, dan bazar kuliner khas Tionghoa yang menyedot perhatian pengunjung dari berbagai kalangan.

(Edi Rusdi Kamtono, bersama sejumlah tamu undangan turut memotong kue bulan sebagai tanda dimulainya festival)           

        
                                                                     
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kota Pontianak, khususnya Bapak Wali Kota Edi Rusdi Kamtono, atas dukungannya terhadap pelestarian budaya. Ini bukti nyata bahwa Pontianak adalah kota yang harmonis dan toleran,” pungkas Hendry.


(BD)

0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung