Ruang rapat di kantor BPBD
Harian62.info Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) bersiap menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) yang diprediksi akan meningkat di musim kemarau tahun 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muba telah bergerak cepat menggelar rapat pada 21 mei 2025 persiapan Apel Siaga Karhutla yang akan dipimpin langsung oleh Bupati Muba H. M Toha pada 10 Juni mendatang.
Kesiapsiagaan ini bukan tanpa alasan, Kepala BPBD Muba Phati Ridwan mengungkapkan bahwa sebanyak 14 hotspot telah terdeteksi di wilayah Muba sepanjang Mei 2025, sebuah sinyal peningkatan risiko Karhutla. "Musim kemarau tahun ini diprediksi lebih panas dan kering," ujar Phati Ridwan saat memimpin rapat di kantor BPBD Muba pada Rabu (21/05/2025).
Apel Siaga Karhutla yang akan diselenggarakan di lapangan Pendopoan Bupati Musi Banyuasin ini akan melibatkan seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Muba.
Tak hanya itu, apel ini juga akan menjadi momen penyerahan simbolis bantuan peralatan sebagai bentuk kesiapan daerah dalam menanggulangi bencana Karhutlah.
Rapat koordinasi yang dihadiri perwakilan Kodim 0401, Perwakilan Polres Muba ,Kabag Umum Setda Muba Seprizal, Perwakilan Dinas Kominfo, Serta para Perwakilan OPD, serta perwakilan perusahaan-perusahaan di Muba termasuk PT. Kirana Musi, menjadi wadah vital untuk menyatukan langkah.
Pentingnya koordinasi lintas lembaga, pemeriksaan ulang peralatan, dan peningkatan kesiapan informasi menjadi fokus utama. "Ketersediaan data seperti gambar dan titik koordinat hotspot sangat dibutuhkan agar penanganan bisa cepat dan tepat," tegas Phati Ridwan.
Meningkatnya suhu udara di wilayah Muba, sesuai laporan BMKG, semakin memicu komitmen BPBD dan seluruh OPD untuk memperkuat sistem deteksi dini, edukasi masyarakat, serta sinergi lintas sektor. Ini semua demi mencegah dan mengendalikan bencana Karhutlah secara efektif .
Foto ilustrasi karhutlaPhati Ridwan juga menyoroti kebiasaan sebagian masyarakat yang masih membuka lahan dengan cara dibakar sebagai penyebab utama Karhutla yang hampir terjadi setiap tahun di Muba. "Harapan kita, Muba tidak menjadi daerah dengan bencana Karhutlah terbesar di Sumsel. Tugas ini adalah kerja bersama," pungkasnya, sembari mendorong pemanfaatan dana desa untuk penanganan awal apabila titik api ditemukan di wilayah desa.
Dengan kolaborasi yang kuat dan kesiapsiagaan yang terencana, Muba bertekad untuk meminimalkan dampak Karhutlah di tahun 2025 ini.
(Randi)
0 Komentar